Jan 3, 2014

If

IF - PINK FLOYD




If I were a swan, I'd be gone.
If I were a train, I'd be late.
And if I were a good man, I'd talk with you more often than I do.

If I were to sleep, I could dream.
If I were afraid, I could hide.
If I go insane, please don't put your wires in my brain.

If I were the moon, I'd be cool.
If I were a rule, I would bend.
If I were a good man, I'd understand the spaces between friends.

If I were alone, I would cry.
And if I were with you, I'd be home and dry.
And if I go insane, will you still let me join in with the game?

If I were a swan, I'd be gone.
If I were a train, I'd be late again.
If I were a good man, I'd talk to you more often than I do..



Mungkin hampir ratusan kali aku mendengarkan album Atom Heart Mother (1970) oleh Pink Floyd, namun lagu If tidak pernah aku ulang sebanyak belakangan ini. Semula aku tidak terlalu mengagumi suara dan petikan gitar Waters yang terasa dingin, sepi, berulang, dan kemudian melengking tadi, tetapi pada malam itu, If menjadi lebih manusiawi, lebih menjadi diriku, dan lebih... entah apa maksud pembuatnya.

Yah, semua berawal dari kata "kalau". Kata "kalau" dalam lagu ini, menurut isi kepalaku yang cethek bisa jadi hal yang tidak terjadi, atau tidak pernah terjadi, atau tidak akan bisa terjadi. Kalau arahnya past atau masa lampau, berarti lagu ini isinya sebuah penyesalan. Kalau arahnya future atau masa yang akan datang, berarti lagu ini isinya sebuah harapan. Nah, kapan lagi kita belajar filsafat kalau tidak menggunakan kata "kalau". :p

Seperti yang terbaca di lirik dan terdengar dalam lagu If, mungkin kita sepakat kalau memang lagu ini adalah lagu yang bertemakan penyesalan atau mungkin sebuah instropeksi. Aku mengira, hal yang ada di belakang kalimat tiap bait adalah hal yang sedang terjadi, namun diumpamakan seperti penjelas sebelumnya yang tidak terjadi dan hal itulah yang diinginkan. Misal "If I were a swan, I'd be gone. If I were a train, I'd be late.", berarti yang jelas dia (atau kita) pastinya bukan angsa atau kereta, tapi dia (atau kita) bisa kabur atau terlambat dan andai dia (atau kita) menjadi angsa atau kereta, dia (atau kita) bisa kabur atau terlambat.

Bait kedua dan keempat mungkin lebih harafiah, namun mungkin rumusnya tetap seperti tadi, [hal yang bukan + hal yang sedang terjadi = hal yang diinginkan terjadi]. Kemudian kalimat tanya "And if I go insane, will you still let me join in with the game?" bisa jadi adalah permohonan untuk mendapatkan perlakuan sama apabila dia (atau kita) adalah orang yang berbeda dari kebanyakan.
Aslinya sih mudah dicerna maksudnya, aku aja yang bikin susah. Hahaha..

Seperti suasana yang dibawakan musiknya, lagu ini adalah lagu orang susah dan mengalami masa lalu dan sekarang yang tidak menyenangkan, entah bagaimana keadaan selanjutnya. Tapi kalau dilihat dari urutan playlist yang ada, lagu If diletakkan sebelum lagu Summer '68 yang lagunya berirama lebih ceria dan hangat (namun tetap liriknya tetap tidak bahagia). Lagu Summer '68 menurutku mungkin berisi kisah one night stand yang sangat menyenangkan dengan seorang gadis 'dingin' yang tidak ingin segera berlalu begitu saja hanya semalam. Atau bisa jadi sebuah kisah pertemanan yang sangat singkat di sebuah musim panas di Inggris. Atau... Siapa Charlotte Pringle? Ah, terlalu banyak interpretasi. Bisa jadi, 'babak' berikutnya dari lagu If adalah sebuah hari baru, dimana ada hari baru atau ada cinta yang baru seperti yang digambarkan oleh lagu Summer '68.

Saat ini aku sedang mendengarkan lagu If. Aku harap segera mendengarkan lagu Summer '68.
Aku tidak mabuk atau high, namun aku ingin.


Thanks to Youtube, Wikipedia, Last.fm and SongMeanings.com