Feb 1, 2014

Sepuluh Perintah Hidup yang Saya Jalani



The Ten Commandments
1.   I, the Lord, am your God. You shall not have other gods besides me.
2.   You shall not take the name of the Lord God in vain
3.   Remember to keep holy the Lord's Day
4.   Honor your father and your mother
5.   You shall not kill
6.   You shall not commit adultery
7.   You shall not steal
8.   You shall not bear false witness
9.   You shall not covet your neighbor's wife
10.You shall not covet your neighbor's goods

Sepuluh Perintah Allah
1.   Jangan menyembah berhala, berbaktilah kepadaKu saja, dan cintailah Aku lebih dari segala sesuatu
2.   Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan tidak hormat
3.   Kuduskanlah hari Tuhan
4.   Hormatilah ibu-bapamu
5.   Jangan membunuh
6.   Jangan berzinah
7.   Jangan mencuri
8.   Jangan bersaksi dusta tentang sesamamu
9.   Jangan mengingini istri sesamamu
10.Jangan mengingini milik sesamu secara tidak adil



Suatu malam; saya lupa kapan, saya mengunjungi sebuah profil milik seorang pria bernama Hermann Pfaller di sebuah jejaring sosial sekaligus situs kartu nama digital, about.me.

Dia, Hermann Pfaller, hanya mengisi introduksi dirinya dengan tulisan “World Citizen (Warga Dunia)” dan mengisi kolom tentang dirinya dengan sebuah tulisan plesetan “Sepuluh Perintah Allah” oleh Nabi Musa yang diganti dengan “Sepuluh Perintah Hidup yang Saya Jalani”. Sebuah hal yang nyeleneh dari profil orang kebanyakan yang menulis tentang perjalanan hidup, karir, keluarga, hobi, atau lain sebagainya. Ia menulis:

The Ten Commandments I Live By:
1.    Do not do to others what you would not want them to do to you.
2.    In all things, strive to cause no harm.
3.    Treat your fellow human beings, your fellow living things, and the world in general with love, honesty, faithfulness and respect.
4.    Do not overlook evil or shrink from administering justice, but always be ready to forgive wrongdoing freely admitted and honestly regretted.
5.    Live life with a sense of joy and wonder.
6.    Always seek to be learning something new.
7.    Test all things; always check your ideas against the facts, and be ready to discard even a cherished belief if it does not conform to them.
8.    Never seek to censor or cut yourself off from dissent; always respect the right of others to disagree with you.
9.    Form independent opinions on the basis of your own reason and experience; do not allow yourself to be led blindly by others.
10. Question everything.

Yang kurang lebih kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi seperti ini:

Sepuluh Perintah Hidup yang Saya Jalani:
1.    Jangan lakukan pada orang lain apa yang Anda tidak ingin mereka lakukan untuk Anda.
2.    Dalam segala hal, berusahalah untuk tidak menyebabkan kerusakan.
3.    Perlakukan teman Anda sesama manusia, sesama makhluk hidup, dan dunia pada umumnya dengan cinta, kejujuran, kesetiaan dan rasa hormat.
4.    Jangan melihat kejahatan secara keseluruhan atau terpaku menjalankan keadilan, tetapi selalu bersiaplah untuk mengampuni kesalahan secara bebas dan jujur mengakui penyesalan.
5.    Jalani hidup dengan dengan indah dan dengan rasa sukacita.
6.    Selalu berusaha untuk belajar sesuatu yang baru.
7.    Ujilah segala hal, selalu periksa ide-ide Anda terhadap fakta-fakta, dan bersiaplah untuk membuang keyakinan Anda jika tidak sesuai dengan fakta-fakta tersebut.
8.    Jangan berusaha untuk menyensor atau memotong diri Anda dari perbedaan pendapat, hormatilah hak orang lain untuk tidak setuju dengan Anda.
9.    Bentuklah opini mandiri atas dasar alasan Anda sendiri dan pengalaman, jangan biarkan diri Anda secara buta dipimpin oleh orang lain.
10. Pertanyakanlah segala sesuatu.

Sebagai orang yang terlahir dari keluarga katolik, dan seperti orang kristen dan pengikut Yahwe lainnya, saya mengenal Sepuluh Perintah Allah sebagai hukum fundamental religius yang terdiri dari 3 aturan vertikal (hukum yang mengatur antara manusia dengan Tuhan) dan 7 aturan horisontal (hukum yang mengatur antara manusia dengan manusia lainnya). Namun, seiring berjalannya waktu, aturan-aturan tersebut yang dulunya ditulis di atas dua buah loh batu, kini sudah mulai harus diperbaharui, mengingat manusia sebagai mahkluk sosial (katanya) mulai memiliki kebutuhan dan perlindungan hak yang baru (kalau Anda terusik dengan perintah buatan Hermann Pfaller yang ke-10, coba baca wiki: Ten Commandments).

Opini ‘kurang ajar’ saya, God, Moses, Santo Agustinus atau siapapun penulis sepuluh aturan tersebut terluput beberapa isu penting yang ada di jaman sekarang ini, misalnya: global warming (pemanasan global, free market (pasar bebas), slavery & trafficking (perbudakan & jual beli manusia), ignorance (ketidakpedulian), animal abuse (perbuatan tidak terpuji pada hewan), eksploitasi alam dan sebagainya.

Di sisi lain, Hermann Pfaller, orang-biasa-dan-bukan-siapa-siapa, membuat 10 aturan baru yang mendekati sempurna ini dengan kacamata manusia modern yang memangkas aturan ‘tuhan sang pencemburu’ kemudian membubuhi hubungan manusia dengan mahkluk hidup lainnya dan hubungan diri manusia dengan dirinya sendiri sesuai dengan keadaan yang ada saat ini (saya mengkategorikan mendekati sempurna karena masyarakat akan terus berubah, dan sepuluh aturan tersebut harus akan berganti pula).

Ya, kita semua berhak untuk memilih aturan mana yang harus dijalankan. Bisa aturan yang pertama, bisa yang kedua, bisa keduanya, atau bisa tidak kedua-duanya. Yang terpenting ialah bagaimana hak Anda tidak mengganggu jalannya hak orang lain yang menjalankan aturan pertama, aturan kedua, kedua aturan tersebut, atau orang yang tidak menjalankan kedua aturan tadi. :)

Pustaka: